Melengkapi potensi wisata alam yang indah, budidaya kambing domba dan ayam broiler menjadi potensi wisata edukasi di Desa Ngadirejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Dua jenis hewan itu merupakan program ternak Basnaz yang dipercayakan kepada warga Desa Ngadirejo untuk dibudidayakan.
Kepala Desa Ngadirejo, Agus Muzamil, mengatakan, di Desa Ngadirejo saat ini ada dua kelompok binaan Baznas, yaitu Berkah Domba Mulia untuk budidaya ternak domba dan Berkah Sawung Mulyo untuk budidaya ternak ayam broiler.
“Kebetulan Berkah Sawung Mulyo dan Berkah Domba Mulyo ini adalah menjadi salah satu destinasi wisata edukasi di Desa Ngadirejo, selain ada wisata alam seperti puncak Bukit Joho, Watu Tumpang dan Puncak Bukit Suwaru, serta kuliner kita juga paket wisata edukasi itu,” kata Agus Muzamil, saat ditemui disela kegiatan uji paket wisata di Desa Ngadirejo, yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Purworejo, pada Jumat (7/6/2024).
Diungkapkan, Desa Ngadirejo pada akhir tahun 2023 lalu kembali mendapatkan kepercayaan dari Baznas untuk mendirikan ternak domba yang kemudian diberinama Balai Ternak Baznas kelompok ternak Berkah Domba Mulia dikandang yang dibuat dengan ukuran 50 x 6 meter dengan jumlah 200 ekor.
Untuk pemasaran, jenis domba dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban di Hari Raya Idul Adha, bahkan untuk di Desa Ngadirejo sudah diboking oleh Basnaz dengan program Basnaz Online Berkah.
“Untuk kebutuhan kurban, harga domba per ekor dihargai 2,5 juta dengan bobot kurang lebih 33 Kg. Dan dari Basnaz yang menghendakinya untuk penyediaan kurban,” jelasnya.
Domba yang dibudidayakan tidak menggunakan pakan basah melainkan menggunakan pakan kering hasil pasokan dari pihak ketiga yang bekerjasama dengan Basnaz.
“Kebetulan dari Basnaz ada formasi untuk nyuplai pakan sehingga temen- temen didesa tertarik, kemudian kita dirikan kandang, kalau yang mengurus ada 7 orang tapi yang aktif hanya 3 orang dan omzet keseluruhan dengan kandang ya mencapai sekitar 500 juta,” terangnya.
Sedangkan untuk budidaya ayam atau sawung sudah dibudidayakan sejak beberapa tahun lalu dan spesifik dengan unggas jenis broiler atau pedaging.
“Awalnya ada 16 kandang, sekarang sudah ada 70 kandang ayam,” sebut Agus.
Selain memiliki potensi wisata edukasi berupa budidaya domba dan ayam broiler, di Desa Ngadirejo juga banyak produksi yang dihasilkan oleh warga seperti gula aren, krupuk regedek dan lainya.
“Untuk paket wisata kita sudah kerjasama dengan hotel Dafam Signature Yogyakarta dan Bogowonto Indonesia Adventure (BIA) dan kita integrasikan dengan wisata sekitar, seperti Tumpeng Menoreh dan lainya,” ujarnya.
Agus Muzamil berharap bersama seluruh warga bisa lebih meningkatkan semangat lagi untuk mengembangkan potensi wisata yang ada di Desa Ngadirejo.
“Kepada dinas kita mohon suportnya yang penuh agar kita bisa bersinergi antara masyarakat dengan pemerintah dalam rangka menyongsong geliat wisata di kawasan perbatasan menoreh ini,” harapnya.
Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Pariwisata, Sumber Daya Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif, Dinporapar Purworejo, Agung Pranoto, mengatakan, Dinporapar Kabupaten Purworejo kembali melaksanakan uji paket wisata itu ditahun 2024 ini dengan menyasar10 Desa Wisata yang ada di Kabupaten Purworejo.
Uji paket wisata dengan melibatkan sejumlah komponen diantaranya pelaku wisata, praktisi, genpi, bagus roro dan pewarta serta forum desa wisata itu diharapkan bisa melihat dari dekat apa yang sudah dilaksanakan oleh Desa Wisata selama ini.
“Mereka yang sudah mendeklarasikan diri sebagai Desa Wisata, harapan kami ada bentuk implementasi nyata, mereka bisa menjual paket wisata yang ada di masing- masing desa wisata,” katanya. (P24/wid)